Kamis, 10 Februari 2011

Bab 1 - Masih di Dunia Muggle ^FF^


Ucapan Terimakasih :

Untuk Allah SWT atas karunia yang telah Engkau limpahkan untukku :)
Untuk buku dan pena yang telah menjadi torehan semua ide dan imajinasiku
Untuk Bill Gates, yang menciptakan Microsoft
Untuk Ayahanda yang telah memberiku laptop :)
Untuk Ibunda yang telah mengenalkanku dunia Harry Potter meskipun sekarang melarangku untuk menyukainya
Dan untuk Aulia, Helen, Adelina, Edmund, Putu, Stefani dan teman teman Penyihir lainnya yang telah mewarnai hidupku :)


Aku termenung, mendengarkan alunan musik dari Ipodku, dan berusaha menghayati suasana sekarang ini, tapi tak pernah bisa, kulirik jam tanganku. Ahh ,, pukul 09.00. Jam segini biasanya aku sedang berkumpul dengan aulia dan kak adel di taman sambil  membaca buku. Tapi yang ku lakukan sekarang berbeda. Aku melihat sekeliling arah. Aneh, mereka semuanya kelihatan  asing dengan apa yang mereka lakukan. Anak laki-laki sibuk bermain gitar di dalam kelas, sekelompok geng dengan rambut identik sama sedang sibuk menyusun jadwal shopping minggu depan, Tami, anak paling pintar dikelas sedang sibuk membaca buku Fisikanya. Aku melangkah menuju depan kelas. Kulihat temanku, Emilia sedang menulis di sebuah benda muggle putih lebar, ia menulis "DIHARAPKAN BESOK YANG PIKET MEMBAWA SAPU dan bla bla blaaaa" , sungguh tak penting menurutku. Aku heran dengan kegiatan mereka. Aku kembali ke bangkuku yang terletak paling belakang, kembali termenung, aku merogoh isi tasku, Tongkat Sihir !! Yaa, tongkat sihirku sudah lama terdiam di tas ini, hanya sebagai pemberat isi tas. Ingin sekali aku menggunakannya, walau hanya sekedar melambaikannya.
Aku merindukan dunia sihir !
Sungguh ! Aku merindukan Tarra, Putu, ka Edmund, ka Helen, Aulia, Stefani , aaaarrgghhh . Pokoknya semuanya !
Aku merindukan kuali profesor Snape, bola ramalan Prof. Trelawney, merindukan tidur saat pelajaran Sejarah Sihir.
Aku merindukan suasana makan malam di aula, dan ugh ! Udara sejuk di Menara Astronomi ..
Tak pernah ku menemukan udara sejuk di dunia Muggle.
Demi Janggut Merlin, kapan aku bisa ke Hogwarts ?
Apakah tak ada lagi sihir dalam hidupku ?
Apakah aku tak bisa bertemu teman sehidup sematiku ?

Aku mencoba mengalihkan pikiranku dengan membuka laptop kesayanganku, laptop adalah satu satunya benda Muggle yang bisa ku operasikan. Ku klik Mozilla Firefox, dan aku mengetik www.facebook.com, sebuah situs ajaib dimana aku masih bisa berkomunikasi dengan para penyihir. Semua penyihir memiliki akun facebook jika di dunia Muggle. Aku membuka notifications "Aulia Drewbieberradcliffe and Edmund Lestrange commented on your wallpost" , " Adelina Ratika Isti tagged you in a note -Susunan Acara Pulang ke Hogwarts-", "Helen Putriana Shary 'pjt' commented on your photo", "Hedva Marius Black posted on your wall".
Hey,  stop ! Aku terpaku pada tulisan Adelina Ratika Isti tagged you in a note -Susunan Acara Pulang ke Hogwarts-, aku agak ragu untuk membacanya. Tetapi judul notes tersebut membuatku tertarik untuk mengkliknya …. LOADING .. Aku membaca perlahan lahan ketika loading itu selesai.

"SUSUNAN ACARA PULANG KE HOGWARTS"

1 September will coming !
2 bulan sudah kita berada di dunia Muggle, sekarang saatnya kita kembali ke Hogwarts School Of Witchcraft and Wizardry :D
Kita, para kaum penyihir akan kembali melakukan rutinitas kita sebagai penyihir.
Kami, Adelina Ratika Isti dan Satria Saqty Yudhanto selaku Ketua Murid Hogwarts, telah merancang  susunan acara sedemikian rupa.
Kami akan menjemput kalian satu persatu jika kalian bisa memcahkan petunjuk yang kami berikan sebelum tanggal 1 september. Tetapi jika kalian tidak bisa memecahkan petunjuknya sampai waktu pemberangkatan  tiba, maka dengan terpaksa kalian tidak bisa pulang ke Hogwarts.

Is it a dream ? Petunjuk ? Ya ! Aku harus memecahkannya ! Sungguh pintar kak Adel dan Ka Satria ini, aku bersemangat membaca notes tsb.

Petunjuk = Salah satu benda di sekelilingmu akan mengantarkanmu ke dunia yang sebenarnya. Untuk tahun ini, kita tidak menggunakan portkey untuk kembali ke Hogwarts. Salah satu teman asramamu akan datang menjemputmu jika kau telah menemukan jawabannya. Jadi, telusurilah benda itu dan berfikir ! Feel your emotion in Muggle World ? Is it easy ?

Salam Ketua Murid
Tagged : Aulia Drewbieberradcliffe, Helen Putriana Shary 'pjt', Syifa Isnaini, Aufa Syarifatun Nisa, Tarra Nichlany Callizterns, Stefani Hermione Grangger, Putu Nurdika, Edmund Lestrange, Ezra Dwi Setiawan Lado, Nanda Weasley.

Aku bingung, ku baca ulang petunjuk tersebut, tetapi tetap saja otakku tidak bisa berjalan. Ku lihat gadget kalenderku, 13 Agustus. Aku harus segera memecahkannya, kalau tidak, aku akan terjebak di dunia Muggle. Ku tutup laptopku dan aku memandang keluar kelas, aku yakin ka Edmund, ka Helen, Nanda pasti sudah memecahkan petunjuk tersebut. Semua temanku pasti sedang bersusah payah memikirkan petunjuk itu. Aku tidak boleh menyerah ! Kalau mereka bisa menemukan jawabannya .. Kenapa aku tidak  ?!!

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sudah berminggu minggu aku memikirkan petunjuk tersebut. Sudah berminggu minggu pula, aku ketinggalan pelajaran gara gara mengantuk di kelas. Sungguh itu semua menambah rasa bosanku terhadap dunia Muggle. Aku berbaring di tempat tidurku (yang sebenarnya lebih empuk tidur di kasur Prefek), dan menatap poster "Spondebot Squairepats" (yaa seperti itulah kira kira membacanya) .
Kak Rifky, Kak Helen, Kak Hedva, Kak Adel dan semuanya , aku kangen keceriaan kalian :'(
Aku tidak bisa berbaring dengan tenang, ku lihat jam tanganku, pukul 17.00 ..
Aku duduk resah, rintikan hujan di luar mengingatkanku dengan suasana musim hujan di Hogwarts. Dingin, disini tidak ada perapian, maupun butterbeer yang bisa menghangatkan tubuhku, aku mengambil jaket coklatku ..
Tak sengaja, aku melihat bola kristal salju pemberian dari anak anak Gryffindor ketika aku berulang tahun ke 14 :)
Aku mengambil bola kristal tersebut dan memandangnya dengan sedih, besok adalah hari terakhir memecahkan petunjuknya, tapi sampai sekarang aku masih belum bisa memecahkannya. Tak ada harapan bagiku untuk pulang ke Hogwarts. Tanpa sadar, aku menitikkan air mata dan itu membuatku tertidur.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ini hari Rabu, hari terakhir menuju Hogwarts. Tidak ada satupun penyihir yang menjemputku. Tidak ada tanda tanda sihir yang datang ke dunia Muggle.
Aku memandang pakaian yang ku kenakan sekarang, rok biru dan seragam putih polos yang membosankan, dan tambahan sabuk, dasi dan lain lain.
Seragam Muggle tanpa jubah, sungguh mengherankan.
Aku melihat jam tanganku, jam 06.30 … ah, 10 menit lagi aku akan berangkat dan siap siap melaksanakan kegiatan membosankan sampai waktu tidur tiba.


Di sekolah …

"Yaa, jadi ada tiga cara membuat magnet, pertama di gosokkan, kedua dengan cara induksi dan yang terakhir dengan cara elektromagnetik"
Hoaaaam, aku menguap. Aku malas mendengarkan guruku yang sedang menjelaskan Fisika.
Aku memainkan pulpen di atas mejaku, dan P.L.E.T.A.K !!
Awwwwww !!
Sebuah penghapus papan tulis sukses menimpa di kepalaku. Oh, sialan. Rupanya guru itu marah gara gara aku tidak memperhatikannya.
"Kamu lagi, Aufa ! Coba terangkan apa yang barusan saya jelaskan !" kata guruku.
"Oh, sial.. Guru sialan, materi apa itu. Muggle gila" batinku.
"Emm, Mandragora adalah tumbuhan yang berkhasiat untuk menawarkan kutukan orang yang tersihir. Tapi membahayakan, tangisan Mandragora berakibat fatal .."
"Berakibat fatal jika kau tidak memperhatikan materi apa yang saya terangkan ! Apa itu Mandragora ? Materi apa itu ? Saya menyuruh kamu buat menjelaskan MAGNET , bukan MANDRAGORA ! Berhentilah melamun saat pelajaran, dan dengarkan apa yang saya ajarkan ! Mengerti ?!!"
"Mengerti Sir"

Ah, sialan. Aku menjadi bahan tertawaan seisi kelas karena kebodohanku saat menjawab.
Ih, dasar Muggle, mana tau mereka tentang Mandragora ? Dan ugh ! Aku benar benar gila sekarang !

Aku kembali pulang ke rumah dengan langkah hampa, mengutuk diriku sendiri yang uring uringan karena tidak bisa pulang ke Hogwarts dan menertawakan karena tidak bisa membedakan nama Magnet dan Mandragora.
Sepanjang perjalanan pulang, aku menendang nendang kerikil, batu sebagai ungkapan keemosianku, aku menyusuri jalan kecil dan huh, aku tiba di rumah.
Aku segera menuju kamarku. Aku menangis sedih, membayangkan teman temanku sekarang sedang dalam perjalanan menuju Hogwarts dan sedangkan aku ?
Aku hanya duduk sendiri di kamar, pasrah akan nasibku ini.
Ku banting tasku dan aku meneteskan air mata.
"AKU BOSAN !! AKU MUAK !! AKU TIDAK KUAT !! JIKA AKU HARUS ADA DI DUNIA MUGGLE !!!"
Jeritku.

Drrrt, drrrt, drrrt ..
Ada sesuatu bergetar di meja belajarku.
Aku ketakutan tatkala benda yang bergetar itu ternyata buku fisikaku yang lupa ku bawa tadi ke sekolah ..
Drrrrt, drrt . Buku itu kembali bergetar di atas meja belajarku ..
Aku semakin ketakutan, aku mengambil tongkat sihirku.
Dan drrrt, drrrt, drrrrrt …..
Getaran itu semakin tak terkendali, sekarang buku fisikaku jatuh ke bawah, tepat 1 meter di depanku,
Drrrrttt, drrrrrrt,, sekarang buku itu terbuka, dan membuka lembaran lembaran kertas itu dengan cepat ..
Jantungku berdegup kencang, tiba tiba lembaran itu berhenti ..
Sekarang buku fisikaku dalam keadaan terbuka ..
Tiba tiba, muncul cahaya putih keperakan dari tengah buku tersebut ..
Cahaya putih itu lalu berubah bentuk menjadi sosok burung elang.
Dan, yang lebih mengagetkan lagi ….
Ternyataa !!!


Apakah Aufa bisa pulang ke Hogwarts dan kembali ke kalangan teman teman penyihirnya ?
Apa sebenarnya maksud dari cahaya putih berbentuk elang tadi ?
Bagaimana kisah kelanjutannya ?

To be continued ….

NB : Sorry, kalau acakan. Ini baru bab 1. Aku masih bingung juga kelanjutannya gimana ? Tolong saran dan kritiknya yaaa :)

Terimakasih


0 komentar:

Posting Komentar