Written by : Hedva - HPFI (:
Bayangkan saja, pada tahun 1990-an murid-murid masih harus naik kereta
api uap untuk sampai ke sekolah. Dan lihat saja mata uang penyihir yang
masih berstandar emas, uangnya berupa koin yang dibawa dalam kantong,
sungguh tidak praktis (kecuali mereka melengka...pi
dengan mantra meringankan, tapi kita tidak tahu pasti tentang itu.)
Lalu jangan lupa bagaimana ndeso-nya Ron Weasley saat dia menggunakan
telepon untuk pertama kalinya atau menyebutnya dengan salah
(fellytone.) Di saat yang sama, Muggle telah menaiki kereta supercepat,
menggunakan kartu dalam bertransaksi, bahkan membuat senjata pemusnah
masal. Tidakkah para penyihir merasa ketinggalan zaman?
Sekilas penyihir memang terlihat anti-modernisasi, konvensional, dan
bahkan ketinggalan zaman. Tapi itu karena kita melihat dari sudut
pandang Muggle. Seorang Muggle tidak akan memahami modernisasi dalam
dunia sihir, begitu pula sebaliknya. Apa artinya penemuan 12 kegunaan
darah Naga bagi Muggle? Mereka bahkan tidak percaya naga itu ada. Dan
sebaliknya, bagi penyihir buat apa bertransaksi dengan kartu kalau
dengan sekali mantra panggil uang bisa muncul dengan sendirinya?
Perbedaan sudut pandang ini saja sudah memberikan definisi "modern"
yang berbeda bagi penyihir maupun Muggle.
Muggle dan penyihir hidup terpisah sejak tahun 1400-an karena sentimen
negatif dari Muggle. Hanya dalam beberapa kasus penyihir hidup
berdampingan dengan penyihir (misalnya keluarga penyihir
kelahiran-Muggle seperti Hermione.) Sejak saat itu penyihir seakan
bersembunyi dari Muggle. Tapi perlu diingat bahwa penyihir dan Muggle
masih menginjak bumi yang sama, dengan dimensi waktu yang sama pula.
Jadi jangan salah menganggap bahwa Muggle dan penyihir terpisah "dunia."
Muggle dan penyihir tinggal di kota, desa, bahkan komplek perumahan
yang sama dengan Muggle (ingat, hanya Hogsmeade satu-satunya desa di
Inggris yang penduduknya sepenuhnya penyihir.) Meski begitu, kebanyakan
penyihir memilih tidak banyak berurusan dengan Muggle, mereka
menyembunyikan identitasnya sebagai penyihir dan tidak begitu peduli
dengan kehidupan Muggle. Bagitu juga dengan Muggle yang lama-kelamaan
melupakan tentang penyihir dan menganggap sihir itu tidak ada. Sejak
itulah gap antara kedua kelompok itu makin jelas, seakan-akan mereka
memiliki "dunia" yang terpisah. Penyihir berusaha memajukan
kehidupannya dengan mengacu pada kekuatan yang mereka miliki, sihir.
Sedangkan Muggle, yang tidak mengenal sihir, mengerahkan segala upaya
untuk menciptakan alat-alat canggih yang mampu memajukan kehidupan
mereka. Hasilnya, keduanya menjadi modern dengan caranya masing-masing.
Tapi jika ada penyihir yang terperangah dengan kecanggihan alat Muggle
(seperti Arthur Weasley,) adakah Muggle yang menginginkan sihir? Tentu
ada saja orang seperti itu, misalnya Petunia Dursley (Evans). Dia tidak
senang pada penyihir karena dia tidak seperti Lily, adiknya yang
meiliki kemampuan sihir. Yah.. orang memang sering tidak puas dengan
dirinya sendiri. Tapi seandainya saja tak ada pemisah antara penyihir
dan Muggle, seandainya penyihir dan Muggle masih hidup berdampingan,
saya yakin tak akan banyak perbedaan antara keduanya. Dan bayangkan
betapa modernnya dunia ini jika itu terjadi. Tanpa mengenal sihir saja
Muggle bisa secanggih sekarang, apalagi jika ditambah sihir? Oh tidak,
mungkin Muggle menjadi secanggih sekarang karena mereka tidak kenal
sihir? :)
Rabu, 25 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar