Rabu, 25 Januari 2012

Dunia Sihir Ketinggalan Zaman?

Written by : Hedva - HPFI (:

Bayangkan saja, pada tahun 1990-an murid-murid masih harus naik kereta api uap untuk sampai ke sekolah. Dan lihat saja mata uang penyihir yang masih berstandar emas, uangnya berupa koin yang dibawa dalam kantong, sungguh tidak praktis (kecuali mereka melengka...pi dengan mantra meringankan, tapi kita tidak tahu pasti tentang itu.) Lalu jangan lupa bagaimana ndeso-nya Ron Weasley saat dia menggunakan telepon untuk pertama kalinya atau menyebutnya dengan salah (fellytone.) Di saat yang sama, Muggle telah menaiki kereta supercepat, menggunakan kartu dalam bertransaksi, bahkan membuat senjata pemusnah masal. Tidakkah para penyihir merasa ketinggalan zaman?

Sekilas penyihir memang terlihat anti-modernisasi, konvensional, dan bahkan ketinggalan zaman. Tapi itu karena kita melihat dari sudut pandang Muggle. Seorang Muggle tidak akan memahami modernisasi dalam dunia sihir, begitu pula sebaliknya. Apa artinya penemuan 12 kegunaan darah Naga bagi Muggle? Mereka bahkan tidak percaya naga itu ada. Dan sebaliknya, bagi penyihir buat apa bertransaksi dengan kartu kalau dengan sekali mantra panggil uang bisa muncul dengan sendirinya? Perbedaan sudut pandang ini saja sudah memberikan definisi "modern" yang berbeda bagi penyihir maupun Muggle.

Muggle dan penyihir hidup terpisah sejak tahun 1400-an karena sentimen negatif dari Muggle. Hanya dalam beberapa kasus penyihir hidup berdampingan dengan penyihir (misalnya keluarga penyihir kelahiran-Muggle seperti Hermione.) Sejak saat itu penyihir seakan bersembunyi dari Muggle. Tapi perlu diingat bahwa penyihir dan Muggle masih menginjak bumi yang sama, dengan dimensi waktu yang sama pula. Jadi jangan salah menganggap bahwa Muggle dan penyihir terpisah "dunia."

Muggle dan penyihir tinggal di kota, desa, bahkan komplek perumahan yang sama dengan Muggle (ingat, hanya Hogsmeade satu-satunya desa di Inggris yang penduduknya sepenuhnya penyihir.) Meski begitu, kebanyakan penyihir memilih tidak banyak berurusan dengan Muggle, mereka menyembunyikan identitasnya sebagai penyihir dan tidak begitu peduli dengan kehidupan Muggle. Bagitu juga dengan Muggle yang lama-kelamaan melupakan tentang penyihir dan menganggap sihir itu tidak ada. Sejak itulah gap antara kedua kelompok itu makin jelas, seakan-akan mereka memiliki "dunia" yang terpisah. Penyihir berusaha memajukan kehidupannya dengan mengacu pada kekuatan yang mereka miliki, sihir. Sedangkan Muggle, yang tidak mengenal sihir, mengerahkan segala upaya untuk menciptakan alat-alat canggih yang mampu memajukan kehidupan mereka. Hasilnya, keduanya menjadi modern dengan caranya masing-masing.

Tapi jika ada penyihir yang terperangah dengan kecanggihan alat Muggle (seperti Arthur Weasley,) adakah Muggle yang menginginkan sihir? Tentu ada saja orang seperti itu, misalnya Petunia Dursley (Evans). Dia tidak senang pada penyihir karena dia tidak seperti Lily, adiknya yang meiliki kemampuan sihir. Yah.. orang memang sering tidak puas dengan dirinya sendiri. Tapi seandainya saja tak ada pemisah antara penyihir dan Muggle, seandainya penyihir dan Muggle masih hidup berdampingan, saya yakin tak akan banyak perbedaan antara keduanya. Dan bayangkan betapa modernnya dunia ini jika itu terjadi. Tanpa mengenal sihir saja Muggle bisa secanggih sekarang, apalagi jika ditambah sihir? Oh tidak, mungkin Muggle menjadi secanggih sekarang karena mereka tidak kenal sihir? :)


0 komentar:

Posting Komentar